Terbawa Suasana Libur Panjang, Harga CPO Ikut Santuy

Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau kembali mengalami koreksi di sesi awal perdagangan Jumat (7/4/2023).

Pelemahan ini melanjutkan koreksi yang berlangsung sejak perdagangan Rabu pekan ini.

Pasar CPO tetap buka di tengah banyaknya pasar komoditas yang tutup untuk perayaan Paskah dan selama long weekend pekan ini.

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau turun 0,55% ke posisi MYR 3.802 per ton pada pukul 09:00 WIB.

Meskipun sempat mengalami koreksi, kinerja CPO masih positif dan membawa harganya ke zona 3.800-an setelah sempat jatuh ke 3.500 pada 24 Maret lalu.

Pada perdagangan kemarin, Kamis (6/4/2023) harga CPO ditutup terkoreksi 1,16% ke posisi MYR 3.832 per ton.

Dalam sepekan penguatan CPO terpangkas menjadi 1,65%, namun masih mengalami koreksi dalam sebesar 8,41% secara tahunan.

Turunnya harga CPO dipicu oleh sentimen negatif dari produksi CPO. Asosiasi Minyak Sawit Malaysia memperkirakan produksi untuk periode Maret naik 2,27% dari bulan sebelumnya.

Kendati terseret sentimen negatif, namun ada angin segar dari perkiraan persediaannya yang membuat harganya tidak jatuh terlalu dalam.

Berdasarkan survei Reuters pada Rabu (5/4/2023) memperkirakan persediaan minyak sawit Malaysia pada akhir Maret telah anjlok 16,3% dari bulan sebelumnya menjadi 1,77 juta ton, level terendah dalam delapan bulan.

Dari dalam negeri, Indonesia diperkirakan akan lebih gencar melakukan penjualan setelah Ramadan ini mengingat saat ini ekspor lebih rendah dari biasanya.

“Pasar kelapa sawit tidak terlihat bullish dalam waktu dekat, karena Indonesia diperkirakan akan agresif dalam penjualan setelah Ramadhan karena rendahnya ekspor saat ini,” kata Mitesh Saiya, manajer perdagangan di perusahaan perdagangan Kantilal Laxmichand & Co yang berbasis di Mumbai yang dikutip dari Reuters.

Di sisi lain, turunnya harga CPO dipicu oleh harga minyak saingannya yakni minyak nabati.

Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 0,2%, kerugian harian ketiga berturut-turut. Kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 turun 0,6%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 turun 0,5%.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

“Permintaan dari India dan China masih kurang dan minyak bunga matahari Ukraina telah merebut pangsa pasar,” kata Mitesh Saiya.

Sementara itu, berdasarkan kabar dari Pemerintah Argentina, akan ada rencana untuk meningkatkan cadangan devisanya dengan meningkatkan ekspor kedelai. Kebijakan tersebut akan mulai berlaku pada Sabtu pekan ini hingga 24 Mei mendatang.

Rencana ini yang diluncurkan ini bertujuan untuk meningkatkan penjualan dan ekspor kedelai dan produk sampingannya dengan menawarkan kepada produsen nilai tukar yang lebih tinggi dari nilai resmi 210 peso per dolar. Ini memberi lebih banyak tekanan pada pasar.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*