Proses ‘kawin paksa’ antara PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU). dan PT Bank MNC International Tbk. (BABP) atau MNC Bank terus berlanjut. Namun, sampai saat ini masih belum diketahui secara mendetil akan seperti apa rupa bank pasca konsolidasi.
Kabar terbaru, MNC Bank sudah memenuhi modal inti Rp3 triliun sesuai ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 12. Modal inti emiten perbankan milik Grup MNC itu kini telah telah tembus Rp3,3 triliun, usai perusahaan menerima pemasukan tanah dan bangunan (inbreng) sebesar Rp801 miliar.
Direksi BABP menyatakan melalui keterbukaan informasi pada 13 April 2023 lalu, bahwa pelaksanaan inbreng tersebut dimaksudkan untuk memperkuat struktur permodalan. Adapun pemasukan inbreng itu berupa tanah dari emiten grup MNC PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) dan bangunan dari emiten grup yang sama PT MNC Land Tbk. (KPIG).
Kendati demikian, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menegaskan bahwa rencana merger yang sedang berlangsung tidak lagi berkaitan dengan pemenuhan modal inti minimum. Melainkan, rencana ini merupakan kesepakatan kedua grup konglomerat kakap itu.
“Rencana merger Bank NOBU dan MNC Bank bukan lagi terkait dengan pemenuhan modal inti minimum, deadline-nya sudah berakhir Desember 2022. Merger ini merupakan kesepakatan mereka berdua untuk melakukan sinerji ekpansi bisnis bank. Mereka sudah membentuk Tim Merger, menunjuk konsultan hukum, konsultan keuangan dan lain-lain untuk memastikan merger terjadi bulan Agustus lalu,” ujarnya saat dihubungi CNBC Indonesia, baru-baru ini.
Ketika ditanyakan bagaimana fokus bisnis bank serta siapa pengendalinya nanti, Dian menjawab dirinya belum mengetahui detailnya.
Sementara itu, pada awal bulan Maret 2023 lalu, NOBU mengumumkan bakal melaksanakan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD III) atau right issue. Mengutip keterbukaan informasi, Bank Nobu berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,6 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Adapun rencana aksi korporasi ini diumumkan tidak lama setelah Dian mengkonfirmasi isu merger NOBU dan BABP.
Dalam laporan keuangan tahunan 2022 pun, manajemen NOBU seakan mengisyarakatkan berlangsungnya proses merger ini. Di situ dijelaskan bahwa aksi korporasi ini dilakukan untuk memperkuat struktur permodalan selaras dengan POJK No. 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum. Selain itu juga akan digunakan sebagai modal kerja dalam bentuk penyaluran kredit kepada nasabah dan pengembangan layanan digital bank.
“Sejalan dengan upaya Bank untuk terus tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang, Bank dalam tahapan awal juga tidak menutup peluang untuk melakukan aksi korporasi lainnya untuk melengkapi Right Issue yaitu dengan bersinergi dan/atau penggabungan dengan mitra Bank guna membangun satu entitas bank yang tangguh dan memiliki struktur permodalan yang makin kuat serta mampu meningkatkan keunggulan kompetitif bank,” kata manajemen NOBU dalam laporan keuangan tahunan 2022.
CNBC Indonesia sudah beberapa kali meminta keterangan terkait proses konsolidasi ini. Namun, kedua bank tersebut tidak memberikan tanggapan.
Yang pasti, Dian menyampaikan bahwa rencana merger ini ditargetkan rampung bulan Agustus 2023 mendatang. Hal itu ia sampaikan pada konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Maret 2023 yang diadakan awal bulan ini.
Dian menyampaikan bahwa proses merger kedua bank besar milik grup konglomerat kakap itu terus berjalan sesuai target. Ia menyampaikan bahwa kini sudah terbentuk tim merger dan sudah ditunjuk konsultan keuangan dan konsultan hukum.
“Saya kira perkembangan terakhir dari teman-teman pengawas, target bulan Agustus tercapai,” pungkasnya saat konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Maret 2023, 3 April 2023 lalu.