Di tengah gejolak yang ditimbulkan oleh kolapsnya beberapa bank besar di AS, Bank Indonesia (BI) memastikan nilai tukar rupiah tetap terjaga.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa bank sentral tetap menjaga stabilitas rupiah di tengah ketidakpastian pasar global sejalan dengan pelemahan hampir di seluruh mata uang.
“Nilai tukar pada 15 Maret sedikit terdepresiasi sebesar 0,75% secara point to point dibandingkan level di akhir Februari 2023,” kata Perry dalam paparan hasil RDG Maret, Kamis (16/3/2023).
Namun, jika dilihat secara tahun kalender atau year to date, rupiah menguat sebesar 1,32%. Apresiasi ini lebih baik dibandingkan rupee India yang terdepresiasi sebesar 0,16% dan ringgit Malaysia yang turun sebesar 1,8%.
Ke depannya, Gubernur BI memastikan akan tetap menjaga stabilitas nilai tukar sebagai bagian dari pengendalian inflasi barang impor dan memitigasi ketidakpastian global.
“Kebijakan tersebut diperkuat dengan pengelolaan cadangan devisa, serta implementasi term deposit valas sesuai mekanisme pasar yang diberlakukan mulai Maret ini?,” tegasnya.