Ilmuwan MIT Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Emas dan Berlian

Ilmuwan MIT Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Emas dan Berlian

Berlian merah muda 170 karat ditemukan dari Lulo, Angola. (AFP/HANDOUT)

Jenis perhiasan yang banyak dipilih oleh kaum hawa biasanya menggunakan bahan baku emas dan berlian. Kedua jenis perhiasan tersebut memiliki nilai yang tinggi berdasarkan ketersediaan bahan dasar. Namun, ternyata kelangkaan antara emas atau berlian tak bisa dihubungkan dengan harga. Sebab, berlian memiliki harga yang lebih jauh mahal dibanding emas.

Melansir laman Live Science, alasan harga berlian menjadi lebih mahal lantaran proses terbentuknya menjadi sebongkah berlian sangat lama. Satu berlian bisa membutuhkan waktu hingga miliaran tahun hingga akhirnya menghasilkan nilai yang tinggi.

Emas merupakan logam berat dan salah satu unsur Bumi yang terbentuk dalam tabrakan bintang neutron menurut Ulrich Faul. Hal itu dijelaskan oleh seorang profesor dan ilmuwan Bumi di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat.

Jika menurut https://gameskas138.shop/ Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) emas adalah logam mulia berwarna kuning yang dapat ditempa dan dibentuk serta bisa dibuat perhiasan seperti cincin, kalung, dan perhiasan lainnya.

Melansir laman Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan, emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan Bumi. Endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer).

Live Science menambahkan https://kas138.fyi/ bila emas hanya bisa ditemukan di dalam bagian Bumi yang memiliki konsentrasi rendah, seperti kerak bumi. Yana Fedortchouk, profesor Ilmu Bumi Universitas Dalhousie, Kanada menjelaskan konsentrasi rata-rata emas di kerak bumi sangatlah rendah yakni 4 bagian per miliar.

Untuk menghasilkan emas yang bisa ditambang dengan nilai pasar, konsentrasi emas harus 1.250 kali lebih besar.

Sedangkan Berlian merupakan batuan yang terbentuk dari atom karbon yang terkena suhu dan tekanan tinggi selama miliaran tahun. Selama prosesnya, karbon-karbon tersebut berubah menjadi batu mulai yang paling keras di bumi.

Yana Fedortchouk menjelaskan berlian diproduksi di bagian mantel Bumi. Agar sebuah berlian terbentuk, kedalaman, suhu, dan tekanan atom karbon sangatlah berpengaruh.

Atom karbon setidaknya harus terkubur dengan kedalaman 93 mil (150 kilometer) di bawah permukaan bumi, dipanaskan hingga sekitar 2.200 derajat Fahrenheit (1.204 derajat Celcius) dan mendapat tekanan sekitar 725.000 pon per persegi inci (5 miliar pascal). Bila sudah, berlian harus dengan cepat dibawa ke permukaan oleh letusan gunung berapi sehingga menjadi dingin.

Proses luar biasa ini membuat berlian alami yang dapat ditambang menjadi lebih langka daripada emas. Terlebih berlian yang memiliki kualitas tinggi dan dapat digunakan sebagai perhiasan.

Lebih Langka Mana, EmasĀ atau Berlian?

Bila dinilai dari bentuk unsurnya, Live Science memastikan bila emas lebih langka dibandingkan berlian. Atom karbon adalah salah satu unsur yang paling melimpah di Bumi jika dibandingkan dengan logam yang lebih berat seperti emas.

Sedangkan ketika dinilai dari proses pembentukannya, berlian adalah pemenangnya karena memerlukan waktu miliaran tahun. Namun hal ini tak berlaku bagi seluruh berlian melainkan berlian yang hanya ditambang melalui proses letusan gunung berapi.

Karena kini para ilmuwan dapat menciptakan berlian di laboratorium tanpa perlu letusan gunung berapi yang disebut dengan berlian sintetis. Hasilnya meski terbuat dari bahan yang sama, berlian sintetis dijual 30 persen lebih murah di pasaran karena dianggap tidak berharga.

Kesimpulannya, emas memang lebih melimpah daripada berlian besar yang murni, tetapi berlian sebagai kelas material yang terbentuk tidak secara alami tidak terlalu langka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*