Laba bersih bank raksasa Jepang Nomura anjlok 76% secara tahunan menjadi 7,4 miliar yen atau Rp818,7 miliar sepanjang kuartal I-2023, buntut dari sentimen runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) dan Credit Suisse.
Dikutip dari Reuters, pada Kamis, (27/4/2023), kejadian ini mematahkan tren pemulihan dan mendorong pendapatan tahun fiskal turun sepertiga. Pengembalian ekuitasnya turun menjadi 3,1%, jauh di bawah target 8% hingga 10%.
Seperti bank-bank lain di beberapa negara, https://totojpslot.online/ Bank ini terpengaruh krisis Silicon Valley Bank dan keruntuhan Credit Suisse. Bank investasi seperti Nomura dan Goldman Sachs misalnya, kesulitan untuk mendapatkan keuntungan dari kenaikan suku bunga pinjaman sebanyak bank komersial. kedua perusahaan itu membukukan penurunan pendapatan bersih sebesar 5% pada kuartal terakhir.
Adapun Pendapatan wholesale per 31 Maret 2023, ikut terseret oleh penurunan 20% di perbankan investasi, Nomura mengalami kontraksi secara kuartalan (qtq) tetapi tetap naik 10% secara tahunan (yoy).
Pertumbuhan Manajemen ritel dan investasi mengalami kontraksi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Tren ini bisa berlangsung lebih panjang jika ekonomi global tetap mengalami penurunan.
Para pemegang saham mungkin mulai mawas diri bahwa guncangan eksternal ini bukanlah kesalahan CEO Bank Nomura Kentaro Okuda, tapi karena kondisi ekonomi dan perbankan global ikut mempengaruhi kinerja Nomura yang sangat sensitif akan perubahan, terlihat dari rekam jejak perusahaan selama krisis ekonomi.
Setidaknya, posisi perusahaan dinilai masih bisa terselamatkan dari meningkatnya penawaran umum perdana Asia, terutama di Jepang, di tengah pasar Barat yang masih belum banyak bergerak. Ditambah, pembelian kembali (buyback) saham yang masih dalam rencana pipelinenya, bisa membawa kabar baik bagi investor.