Citi memberikan ramalan terbaru terkait ekonom China. Lembaga perbankan itu menyebut pemulihan ekonomi Negeri Tirai Bambu memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan.
Dikutip CNBC International, Jumat (7/4/2023), hasil perekonomian pada tahun 2022 membuat 316 perusahaan China merasa akan ada hambatan yang besar.
“Kami memperkirakan hasil [perusahaan kuartal pertama 2023] berada di sisi yang lebih lemah karena pemulihan pasca COVID tampaknya lebih lambat dari yang diperkirakan,” kata laporan Citi.
China telah melaporkan pemulihan moderat dalam pertumbuhan ekonomi untuk dua bulan pertama tahun ini. Negara itu mengakhiri kontrol Covid yang ketat pada bulan Desember.
Penghasilan dari raksasa e-commerce China JD.com dan Alibaba juga mengindikasikan bahwa konsumen tetap konservatif dalam hal pengeluaran.
Namun, hasil kuartalan Tencent menunjukkan bahwa bisnis lebih bersedia mengeluarkan uang untuk iklan, terutama di akun video dan portal e-niaga perusahaan yang terus berkembang.
Analis strategi kredit Goldman Sachs mengatakan dalam sebuah laporan Kamis bahwa mereka memperkirakan tingkat gagal bayar tinggi pengembang properti China akan menjadi 19% tahun ini.
“Itu lebih baik dari 46,4% tahun lalu, tetapi masih pada tingkat yang tinggi, mencerminkan laju pemulihan yang tidak pasti untuk pasar properti fisik,” kata laporan itu.
Meski begitu, survei triwulanan People’s Bank of China yang dirilis minggu ini mengindikasikan lebih banyak orang di China ingin membeli rumah lagi, bersamaan dengan ekspektasi yang lebih besar bahwa harga properti akan naik.
Selain properti, box office film China juga mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Film animasi Suzume bulan ini menjadi film Jepang berpenghasilan tertinggi di China dengan mencetak 650 juta yuan (Rp 1.411 triliun).
Data juga menunjukkan The Super Mario Bros. Movie meraup 32,3 juta yuan pada hari pembukaannya di China pada hari Rabu, hari libur lokal. Itu menandai pembukaan terbesar untuk animasi Hollywood sejak pandemi dimulai pada tahun 2020.