– Sejumlah mahasiswa menyambut gembira kehadiran ChatGPT. Temuan tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan Chalmers University of Technology.
Survei dilakukan pada 6.000 mahasiswa di Swedia. Lebih dari setengah peserta atau 56% mengaku chatbot sangat membantu proses belajar.
Bahkan 60% menentang adanya larangan pada ChatGPT. Sementara itu, 77% menentang larangan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam pendidikan.
Penelitian juga menemukan para https://evolutionoforganic.com/ mahasiswa percaya chatbot dan layanan AI lain membuat mereka lebih efisien. Termasuk membantu meningkatkan kemampuan penulisan akademik.
“Mayoritas responden percaya bahwa chatbot dan layanan AI membuat mereka lebih efisien sebagai siswa dan berpendapat bahwa alat tersebut meningkatkan penulisan akademik dan keterampilan bahasa mereka,” tulis penelitian tersebut dalam laman Chalmers, dikutip Selasa (16/5/2023).
Mereka juga menganggap chatbot sebagai mentor atau guru. Jadi para mahasiswa bisa mengajukan pertanyaan atau mendapatkan bantuan terkait konsep dan ringkasan ide.
Soal keberadaan AI di tengah kampus juga disinggung dalam penelitian. Menurut kebanyakan mahasiswa, belum ada panduan jelas soal cara menggunakan AI di kampus, khususnya untuk mencontek.
“Sebagian besar siswa tidak tahu apakah lembaga pendidikan mereka punya aturan atau pedoman untuk menggunakan AI secara bertanggung jawab dan tentu saja ini mengkhawatirkan,” kata Profesor Departemen Komunikasi dan Pembelajaran Sains Chalmers University of Technology, Hans Malmstrom yang melakukan penelitian ini.