Menteri Keuangan periode 2013-2014 Muhammad Chatib Basri mengungkapkan penyebab masih akan terus meningkatnya suku bunga acuan bank sentral AS, meskipun tekanan inflasi di negara itu mulai menunjukkan penurunan.
Data inflasi Amerika Serikat per Januari 2023 tercatat sebesar 6,4% secara tahunan atau year on year (yoy), turun tipis dari Desember 2022 yang sebesar 6,5% yoy. Meski ada penurunan dari data Juni 2021 yang 9,1%, namun angka itu masih jauh dari target di kisaran 2%.
Chatib menjelaskan, di tengah tren penurunan itu, AS masih menghadapi permasalahan lain, yakni masih ketatnya pasar ketenegakerjaannya. Meski tingkat penganggurannya sudah ke level 3,4% pada Januari 2023 atau terendah sejak 1969, namun permintaan tenaga kerjanya masih sangat tinggi.
“Lowongan tenaga kerja di AS masih sangat tinggi ini karena sebagian orang di pasar tenaga kerjanya tidak kembali di pasar tenaga kerja,” kata Chatib dalam acara Bank Syariah Indonesia Global Islamic Finance Summit 2023, dikutip Jumat (17/2/2023).
Dengan masih ketatnya pasar tenaga kerja AS, menunjukkan perekonomian negara itu masih kuat. Sebab, Chatib menekankan, tingkat upah di negara itu menjadi sangat mahal demi menarik tenaga kerja, namun implikasinya harga-harga menjadi mahal sehingga masih memberikan tekanan terhadap inflasi.
“Sehingga supply tenaga kerja di Amerika Serikat terbatas. Ini membuat tingkat upah di Amerika Serikat menjadi mahal, dengan sendirinya harga barang jadi mahal,” tuturnya.
Karena itu, ia menceritakan bahwa mantan Menteri Keuangan AS Lerry Summers telah memberi penjelasan bahwa AS membutuhkan resesi untuk mengendalikan permasalahan itu. Sehingga resesi di AS pada 2023 menurutnya adalah kondisi yang sengaja diciptakan.
Ini karena ketika suku bunga acuan terus The Federal Reserve atau The Fee terus dinaikkan, ekonomi negara itu otomatis akan melambat, maka ujungnya akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan-perusahaan sana karena aktivitas ekonomi melemah, sehingga tekanan harga atau inflasi bisa dikendalikan.
“Karena logikanya kalau resesi dilakukan, pengangguran terjadi, tingkat upah turun, maka harga-harga bisa dikendalikan, jadi resesinya by design maka dia (Lerry Summers) menganjurkan The Fed terus menaikkan suku bunga,” ujar Chatib.