Saham emiten perbankan yakni PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) terpantau ambles dan sudah menyentuh auto reject bawah (ARB) pada perdagangan sesi I Kamis (27/4/2023).
Pada pukul 09:34 WIB, saham PNBN https://303terpercaya.online/ terpantau ambles 6,69% ke posisi harga Rp 1.185/unit. Saham PNBN pun sudah menyentuh ARB pada pagi hari ini.
Saham PNBN sudah ditransaksikan sebanyak 690 kali dengan volume sebesar 3,79 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 4,53 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 28,53 triliun.
Hingga pukul 09:34 WIB, di order offer atau jual, terdapat 28.366 lot antrian di harga Rp 1.185/unit, di mana pada harga ini juga menjadi antrian jual terbanyak pada pagi hari ini.
Namun di order bid atau beli, belum ada antrian yang tertera kembali, menandakan bahwa saham PNBN sudah menyentuh ARB.
Amblesnya saham PNBN terjadi setelah adanya kabar burung bahwa Bank Panin batal diakusisi oleh pemegang saham mayoritas. Kabar tersebut berhembus karena mereka khawatir dengan valuasi PNBN.
Ada kabar bahwa calon pembeli PNBN telah bernegosiasi untuk menjadi pemegang saham pengendali, tetapi pembicaraan kesepakatan telah menemui hambatan baru-baru ini.
Sumber Bloomberg menyebutkan para pihak belum mampu menjembatani perbedaan penilaian dan beberapa penawar khawatir tentang mengerahkan modal akuisisi yang terlampau besar di tengah volatilitas pasar saham saat ini.
Tahun lalu, Bloomberg melaporkan pemegang saham terbesar PNBN yakni termasuk keluarga Gunawan dengan 46% saham dan ANZ Group Holdings Ltd. dengan sekitar 38,8% bekerja sama dengan penasihat keuangan masing-masing saat mereka mengeksplorasi potensi penjualan saham PNBN.
Bahkan, bank asal Jepang seperti Sumitomo Mitsui Financial Group Inc. dan Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. pada tahun lalu juga dikabarkan telah menunjukkan minat terhadap PNBN.
Kebuntuan negosiasi pun terjadi di tengah keruntuhan Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat (AS) dan pengambilalihan darurat Credit Suisse Group AG oleh saingannya yang lebih besar UBS Group AG pada Maret lalu.
Kondisi kni juga merupakan perubahan lain dalam rangkaian upaya jangka panjang oleh beberapa pemegang saham Panin Bank untuk menjual saham mereka.
Dari kinerja keuangannya pada kuartal pertama 2023, laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik secara konsolidasi sebesar Rp 589,52 miliar, menyusut 9,8% secara tahunan (year-on-year/yoy), dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 654,15 miliar.
Sementara itu, total laba bersih secara konsolidasi yang diraup PNBN mencapai Rp 659,79 miliar pada kuartal I-2023, turun 0,96% (yoy).
Berdasarkan laporan keuangan, penyusutan laba bersih PNBN itu didorong oleh kenaikan beban bunga sebesar 41,63% (yoy) menjadi Rp1,28 triliun. Naiknya beban bunga membuat pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) Bank Panin turun 5,84% menjadi Rp2,36 triliun.